Glitter Words [Glitterfy.com - *Glitter Words*]

Melihat ramalan zodiak secara ilmiah


Di era modern ini, tidak bisa dipungkiri, masih banyak di antara kita yang percaya dengan ramalan zodiak atau horoskop yang sering terdapat di berbagai media, seperti koran, majalah, televisi ataupun internet.

Dapatkah ramalan zodiak dipertanggungjawabkan secara ilmiah ?

Ramalan 12 zodiak yang kita kenal saat ini, berpatokan pada 12 rasi bintang (konstelasi) yang berada pada lingkaran ekliptika (lingkaran imajinasi yang dikelilingi benda langit), yang konon sebelumnya hanya berjumlah 6 rasi bintang.

Sistem zodiak adalah bagian dari astrology, yaitu ilmu yang mempelajari pergerakan benda langit dan bagaimana menghubungkannya dengan masa depan atau karakter/nasib manusia sehingga melahirkan sebuah ramalan. Secara astrology, peramalan menggunakan horoskop (gambaran peta langit dan bumi) dilakukan dengan mengamati posisi matahari. Misalnya, bila seseorang lahir pada saat matahari berada didepan di rasi bintang Cancer, maka ia akan berzodiak Cancer. Tapi, akibat “presisi bumi”, durasi tanggal pada zodiak tidak relevant lagi bila dibandingkan dengan data astronomy saat ini. Maaf, buat para penggemar zodiak.

Misalnya, secara astrology, rasi Cancer berada dibelakang matahari selama 22 Juni sd. 21 Juli, sedangkan secara astronomy, rasi Cancer berada dibelakang matahari selama 22 Juli sd. 11 Agustus. Hal ini, bukan berarti durasi Cancer selama 22 Juni sd. 21 Juli adalah salah, tapi durasi ini tepat bila digunakan pada ribuan tahun yang lalu.

Mengapa ini bisa terjadi ?

Akibat “presisi bumi”, terjadi pergeseran titik acuan zodiak sebesar 0,0139o setiap tahun, dan akan kembali ke posisi semula setelah 25.800 tahun (setelah bergeser 358,62o). Selain itu, matahari juga tidak hanya melewati 12 rasi bintang pada lingkaran ekliptika, tapi ada rasi bintang ke-13 yang bernama Ophiuchus, salah satu dari 88 rasi bintang yang telah diidentifikasi, dilambangkan dengan gambar pawang ular dan berada diantara Sagitarius dan Scorpio.

Bila Ophiuchus menjadi zodiak ke-13, akan terjadi perubahan total pada susunan tanggal zodiak. Untuk para penggemar zodiak, mungkin ada yang tidak rela zodiaknya “diganti” atau “nasibnya” turut berubah. : )
Tapi tenang saja, karena Ophiuchus belum diterima secara luas oleh para astrolog, meskipun para astronom mengidentifikasikan Ophiuchus sebagai salah satu rasi bintang pada lingkaran ekliptika.

Jadi, masih percayakah kalian dengan ramalan zodiak ?

Atap yang Terpelihara

Fungsi pelindung dari atmosfir tidak berhenti sampai di sini. Atmosfir juga melindungi bumi dari suhu dingin membeku ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270 derajat celcius di bawah nol. Tidak hanya atmosfir yang melindungi bumi dari pengaruh berbahaya. Selain atmosfir, Sabuk Van Allen, suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet kita. Radiasi ini, yang terus- menerus dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi makhuk hidup. Jika saja sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi.

Dr. Hugh Ross berkata tentang perang penting Sabuk Van Allen bagi kehidupan kita:
Bumi ternyata memiliki kerapatan terbesar di antara planet-planet lain di tata surya kita. Inti bumi yang terdiri atas unsur nikel dan besi inilah yang menyebabkan keberadaan medan magnetnya yang besar. Medan magnet ini membentuk lapisan pelindung berupa radiasi Van-Allen, yang melindungi Bumi dari pancaran radiasi dari luar angkasa. Jika lapisan pelindung ini tidak ada, maka kehidupan takkan mungkin dapat berlangsung di Bumi. Satu-satunya planet berbatu lain yang berkemungkinan memiliki medan magnet adalah Merkurius - tapi kekuatan medan magnet planet ini 100 kali lebih kecil dari Bumi. Bahkan Venus, planet kembar kita, tidak memiliki medan magnet. Lapisan pelindung Van-Allen ini merupakan sebuah rancangan istimewa yang hanya ada pada Bumi.
Energi yang dipancarkan dalam satu jilatan api saja, sebagaimana tercatat baru-baru ini, terhitung setara dengan 100 milyar bom atom yang serupa dengan yang dijatuhkan di Hiroshima. Lima puluh delapan jam setelah kilatan tersebut, teramati bahwa jarum magnetik kompas bergerak tidak seperti biasanya, dan 250 kilometer di atas atmosfir bumi terjadi peningkatan suhu tiba-tiba hingga mencapai 2.500 derajat celcius.
Singkatnya, sebuah sistem sempurna sedang bekerja jauh tinggi di atas bumi. Ia melingkupi bumi kita dan melindunginya dari berbagai ancaman dari luar angkasa. Para ilmuwan baru mengetahuinya sekarang, sementara berabad-abad lampau, kita telah diberitahu dalam Al Qur'an tentang atmosfir bumi yang berfungsi sebagai lapisan pelindung.
 

Hubungan Ramalan Arkeoastronomi Suku Maya dengan Bencana Masa Lampau

Suku Maya merupakan salah satu masyarakat masa lalu yang diperkirakan sudah
berkembang sejak 3000 tahun lalu dan dikenal sebagai bangsa yang memiliki peradaban tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari benda-benda peninggalan yang telah ditemukan. Bagi sebagaian orang, peristiwa dari suatu zaman dapat dilihat dari kemampuannya menerawang masa depan. Di sisi lain, suatu bangsa yang memiliki
perhitungan mengenai berakhirnya suatu zaman adalah bangsa Maya. Bangsa ini
merupakan kelompok suku yang tinggal di semenanjung Yucatan, Amerika Tengah,
yang letaknya berbatasan dengan Samudera Pasifik di sebelah barat, dan di sebelah timur, suku yang memiliki kebiasaan mendokumentasikan tulisan yang berupa simbol ini berbatasan dengan Laut Karibia.

Salah satu peninggalan suku Maya yang berharga dalam arkeoastronomi ialah kalender suku Maya yang berakhir pada tahun 2012 yaitu pada siklus kelima. Penanggalan ini berdasarkan perhitungan panjang long count yang membagi zaman menjadi lima siklus (1 siklus = 5125,36 tahun). Kemampuan lain yang dimiliki kalender maya adalah memprediksi dan mengaitkan bencana pada pertengahan dan akhir siklus kalender tersebut baik untuk masa depan maupun bencana masa lampau. Dimana salah satunya suku Maya juga memprediksi bencana yang mereka hadapi terkait dengan penanggalan yang mereka buat, yakni berupa kekeringan yang mengakibatkan runtuhnya peradaban mereka disekitar Danau Chichancanab, Semenanjung Yucatan.

Sebagai contoh lain, pada 1650 SM merupakan jatuhnya kerajaan pertengahan Mesir Kuno. Selain itu, pada tahun yang sama terjadi masa kegelapan di Mesopotamia. Peristiwa berikutnya disusul dengan munculnya air bah yang terjadi pada 3150 SM. Setelah adanya kejadian ini sejarah peradaban kuno dimulai. Sementara pada 5310 SM, terjadi pendinginan iklim secara tiba-tiba pada periode Holocene dan pada 8900 SM adanya pemanasan global dan pencairan kutub secara tiba-tiba yang terjadi pada masa interglacial period.

Walaupun Suku Maya memiliki prediksi adanya bencana dan akan berakhirnya zaman pada tahun 2012 kita sebagai umat beragama harus tetap percaya pada kekuasaan Allah yang Maha Besar karena dengan kuasa-Nya mampu melakukan hal yang tidak mungkin kapan pun dan dimana pun. Yang harus kita lakukan sekarang adalah memperbanyak amal ibadah kita karena kita tidak pernah tahu kapan dunia ini akan berakhir.

Adakah Kehidupan Selain di Bumi ?

Kita ketahui sampai detik ini bahwa kehidupan manusia berada di planet bumi, sedangkan masih ada planet-planet lain yang berada di dalam susunan tata surya bima sakti. Kenapa di planet-planet lain tidak ada kehidupan? Apa gunanya Allah menciptakan planet-planet lain selain bumi bagi kehidupan manusia? Apakah hanya sebagai penghias jagad raya ini saja, atau ada tujuan lain lagi atas penciptaannya. Sampai hari ini itulah batas pengetahuan manusia.
Untuk mengetahui rahasia terciptanya alam semesta ini sebaiknya mari kita lihat dan observasi Al-Qur’an sebagai Maha Ilmu Kehidupan ini. Allah swt. selalu mengaitkan antara langit dan bumi dalam beberapa ayatnya. Ini menandakan adanya hubungan yang saling terkait erat antara keduanya sebagai sarana tempat kehidupan manusia dan makhluk lainnya. Sejauh ini pengetahuan manusia tentang langit adalah ruang hampa udara yang tak terbatas luasnya, tak berujung pangkal. Sampai hari ini manusia belum mampu sepenuhnya menembus langit dan membuka tabir segala misteri yang menyelubunginya dengan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Sedangkan pengetahuan tentang bumi, sudah banyak manusia menaklukkannya, mengeksplorasi serta mengeksploitasinya untuk hajat kehidupan manusia, sehingga bumi yang bulat tidak tersekat lagi oleh jarak antara belahan bumi selatan dengan belahan bumi utara. Bumi bagaikan kampung kecil dalam tata surya kita. Sehingga wajar jika manusia ingin menjelajah planet-planet lain untuk hajat kehidupannya, karena memang manusia mempunyai jiwa adventure ingin menjelajahi dan mengembara dimanapun yang belum diketahuinya.
Di dalam Al-Qur’an kata langit disebut sebanyak 300 kali. Sedangkan bumi disebut sebanyak 461 kata. Hanya ada 161 perbedaan jumlah ayat antara langit dan bumi dalam Al-Qur’an, ini menandakan bahwa bumi menempatkan posisi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa manusia pertama diciptakan Allah swt. dari suatu saripati (berasal) dari tanah (Q.S. Al-Mukminuun/23 : 12). Maka wajarlah jika manusia sangat cinta kepada tanah airnya, karena manusia sangat terikat dengan bumi. Bumi adalah pabrik besar pendaur ulang bagi kehidupan manusia, karena dari bumi/tanahlah manusia berasal, lalu dikembalikan lagi ke bumi (wafat) dan akan dibangkitkan lagi dari bumi pada kali yang lain (Q.S. Thaahaa/20 : 55).

Mengenal Binokular untuk astronomi

Apabila kebanyakan dari kita ditanya alat apa yang bisa digunakan untuk melihat keindahan langit, bisa dipastikan teleskop adalah kata yang pertama kita ingat. Padahal ada alat alternatif lain yang mungkin sering kita lupakan. Yaitu Binokular, alat ini mungkin lebih dikenal untuk mengamati objek-objek terestrial. Tapi jangan salah, alat ini sangat memadai untuk mengamati objek-objek astronomi.
Binokular adalah alat yang sangat mudah dibawa kemanapun sehingga memungkinkan untuk melihat berbagai objek dengan lebih cepat tanpa harus kerepotan dengan melakukan bongkar pasang. Tapi banyak sekali jenis binokular yang beredar saat ini, sehingga kita harus pintar memilih binokular yang tepat dan sesuai untuk tujuan yang kita inginkan. Jadi, apabila anda ingin membeli binokular untuk stargazing, semoga tulisan ini bisa memberikan sedikit petunjuk.
Spesifikasi yang pertama harus diperhatikan untuk memilih binokular adalah aperture atau diameter lensa depan binokular. Semakin besar aperture berarti semakin banyak pula lensa mengumpulkan cahaya. Ukuran aperture ini bisa dilihat dari 2 angka yang biasanya tertulis di tiap binokular. Misalnya 7X35, berarti binokular ini berdiameter 35 mm dan memiliki perbesaran (magnification) mencapai 7x. Kebanyakan binokular berdiameter 35mm, akan tetapi untuk keperluan astronomi sebaiknya anda memilih paling tidak binokular yang berdiameter 40mm.